Sabtu, 22 Maret 2014

Satu Teroris Dibekuk di SPBU 6,5 Bengkulu

BENGKULU – Dugaan selama ini bahwa Bengkulu menjadi salah satu tempat persembunyian teroris terbukti. Info terbaru, salah seorang tersangka teroris, Ambon Intan (AL), dibekuk anggota Densus 88 di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) KM 6.5 Jalan P Natadirja Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu pada Rabu (19/3) pagi pukul 09.45 WIB.

Informasi terhimpun, AL bersembunyi di Bengkulu setelah menjadi buronan atau DPO (Daftar Pencarian Orang) Mabes Polri. Al merupakan anah buah gembong teroris Santoso yang beroperasi di Poso.
“Yang bersangkutan merupakan buron kasus pembunuhan dua angota intel Polres Poso, Bripka Andi Sapa dan Aipda Sudirman di Tamanjeka sekitar Oktober 2012,” terang Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie di Jakarta, Jumat (21/3).
Dari hasil penelusuran RB, AL tidak sendirian melarikan diri ke Bengkulu. Dia punya akses (penampung) yang masih satu aliran. Dugaan sementara, AL bukan bersembunyi di Kota Bengkulu, tapi di salah satu wilayah Kabupaten Bengkulu Utara atau Bengkulu Tengah.
Info mengenai penangkapan di SPBU 6.5 pada Rabu pagi sebenarnya sudah terendus media. Namun saat itu informasi penangkapan bukan terkait terorisme, hanya kasus pidana umum biasa. Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono ketika dikonfirmasi saat itu mengaku tidak tahu ada penangkapan.
Saat dikonfirmasi ulang tadi malam,  Kapolres Bengkulu, AKBP. Iksantyo Bagus Pramono, SH, MH masih mengaku tidak mengetahui adanya penangkapan teroris berinisial AL tersebut. Dikatakan Kapolres, dirinya bahkan baru mengetahui saat dikonfirmasi RB tadi malam. Namun memang biasanya dalam mengungkap jaringan teroris, densus 88 bertugas sangat rapi dan jarang ada yang mengetahuinya.
“Sampai kini saya belum tahu, ini baru dapat informasi dari wartawannya. Tidak ada laporan, dan memang kalau Densus itu saat menangkap atau beraksi, memang jarang diketahui oleh polisi lainnya. Sebab yang ditangkap ini kan bukan orang sembarangan seperti nangkap pelaku kejahatan lain pada umumnya. Perlu teknis khusus,” terang Kapolres yang dihubungi via handphonenya tadi malam.
 Dikatakan Ronny, selain membekuk tersangka AL, Densus 88 juga membekuk tersangka lainnya berinisial BA. BA ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada 13 Maret lalu. “BA ini baru mendarat dari Makassar,” terangnya.
Ronny menuturkan, BA pernah mengikuti pelatihan militer di Poso pada bulan Desember 2013 bersama Santoso dan sabar Subagyo. Paket bom yang disita polisi merupakan milik BA. Paket itu berisi dua buah bom, yakni bom pipa dan Tupperware.  Bom tersebut dikirim oleh BA melalui JNE Desa Panggung kecamatan Trenggalek, kabupaten Trenggalek, Jatim dengan tujuan JNE Sengkang, Wajo, Sulsel.
Rencananya, bom itu akan diledakkan di warung remang-remang di Barabba Belopa Kabupaten Luwu. Lokasi pengeboman sudah disurvey. Ronny mengatakan, Bom tersebut telah berhasil dijinakkan oleh Tim Penjinak Bom (Jibom) Satbrimobda Sulselbar.
Selain kedua tersangka, masih ada satu tersangka lagi yang baru ditangkap di Lampung dan seorang lainnya yang sedang diburu. Namun, Ronny menolak berbicara lebih jauh mengenai kedua orang tersebut. “Saat ini masih dalam pengembangan oleh Densus 88,” tambahnya.(fiz/byu)
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar